Tak Berdampak Pada Efisiensi Anggaran, Ini Penyebab Tarif PBB Kota Madiun Tetap !

0
Gambar

1 / 3
2 / 3
3 / 3



CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR

Madiun Nyaman, 

Dan Damai !

Penulis


Tak Berdampak
Pada Efisiensi Anggaran
Ini Penyebab Tarif
PBB Kota Madiun Tetap !

Belakangan ini, Kita dikejutkan dengan Pemberitaan tentang kenaikan Tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Berbagai Daerah Indonesia. Kenaikan PBB ini bukan tanpa alasan. Beberapa Pemerintah Daerah di Indonesia sengaja menaikan PBB ataupun Pajak Lainnya disebabkan adanya Efisiensi Anggaran yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, dan tentunya Beberapa Daerah, yang hanya mengandalkan sumber keuangan dari Pemerintah Pusat menjadi sangat terbatas. Jangankan melakukan pembanguan, dan perbaikan pada fasilitas perkotaannya, untuk membiayai kebutuhan operasional sehari - hari dan gaji pegawai pun menjadi sangat minim.

 

Inilah yang terjadi di Berbagai Daerah di Indonesia, ketika Pemerintah Daerah tidak mempunyai inisiatif untuk mengolah sumber keuangan serta potensi yang ada, dan hanya menjadi Daerah Peminta, yang mengandalkan Sumber Keuangan Pusat, di sanalah berbagai permasalahan yang menyangkut Pajak Daerah termasuk Kenaikan Tarif PBB terjadi. Hingga akhirnya Rakyat juga yang menanggung beban pajak itu. Kenaikannya tidak main - main, ada yang berkisar 250% bahkan 1000%. Contohnya saja Daerah Cirebon, Jombang, Kab Semarang, Bone, Pare - Pare hingga Pati.


Konflik di Berbagai Daerah tidak dapat dihindarkan. Rakyat yang sudah mengalami permasalahan ekonomi yang begitu mendalam, dan massive, harus dibebankan lagi dengan adanya Kebijakan Pemerintah Daerah, yang dinilai semena - mena dengan menaikan Tarif PBB serta Pajak Lainnya yang cukup membebani akibat Berbagai Pemerintah Daerah di Indonesia tidak dapat mengolah keuangannya secara baik, dan terkesan mengenyampingkan amanah yang telah diberikan oleh Rakyat serta tidak adanya sensitivitas dari Para Pejabat. Bukan hanya itu Pemerintah Pusat selaku Eksekutif, dan Para Anggota DPR selaku Legislatif juga melakukan Hal sama. Dimulai dari Pati, Bone, Pare - Pare, dan berbagai Daerah Lainnya kerusuhan akhirnya pecah, dan tak terkendali, hingga terakhir Kerusuhan di Jakarta, yang dipicu dari adanya Kenaikan Tunjangan Anggota DPR Pusat serta gugurnya Affan Kurniawan, Driver Ojek Online yang terlindas Kendaraan Rantis Brimob Polri pada saat Demo kenaikan tunjangan DPR di Jakarta beberapa waktu lalu, hingga melebar ke Daerah Lainnya.


Namun tak demikian dengan Kota Madiun. Pemerintah Kota dinilai cukup berhasil dalam mengolah Keuangan Daerah. Bahkan Iklim Investasi terus berkembang pada Daerah yang cukup mendapat berbagai macam julukan ini. Mulai dari Kota Pendekar, Sejuta Bunga, Pecel, Bluder, Brem, Kuliner hingga Tagline Perdagangan, Pendidikan, dan Industri (Gadis). Kota Madiun dinilai cukup kuat (settle), ketika Berbagai Daerah di Indonesia menghadapi kesulitan dalam mencari Sumber Keuangan yang ada untuk membiayai Daerahnya akibat diberlakukan efisiensi anggaran oleh Pemerintah Pusat. Investasi Kota Madiun terus tumbuh bahkan pertumbuhannya melebihi wilayah Propinsi Jawa Timur, dan Nasional sekitar 5,87 % pada Triwulan 1 Tahun 2025.


Meski Kenaikan Tarif PBB Daerah diatur dalam UU No.1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah, dan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2023 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah yang memandatkan Daerah dapat membentuk Peraturan Daerah (Perda) tentang Pajak dan Retribusi Daerah, namun Pemerintah Kota Madiun tetap memilih untuk tidak menaikan Tarif PBB. Bahkan Tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mengalami penurunan sejak Tahun 2024, dan tetap diberlakukan tarif yang sama pada Tahun 2025.

 

Madiun, PBB tidak naik. Justru kota ini dengan ramainya, orang datang semakin banyak, orang investasi semakin banyak, orang Madiun tidak boleh asetnya ini turun. Kebijakan saya tahun 2026 yang PBB Rp 25 ribu ke bawah saya hapus, gratis ! 


Maidi - Walikota Madiun

 

Layaknya Singapore dalam Versi Sachet, yang tidak mempunyai Potensi Sumber Daya Alam, namun kaya akan Sebuah Ide, Inovasi, dan Kreativitas serta didukung oleh Pemerintahan dan Tata Kelola yang baik, Kota Madiun dinilai cukup membuktikan Hal Itu.

 

Berikut Kami Hadirkan

Tak Berdampak
Pada Efisiensi Anggaran
Ini Penyebab Tarif
PBB Kota Madiun Tetap !


Sebuah Catatan Kami !


Salah Satu Hal, yang cukup membanggakan sekaligus membahagiakan bagi Saya, Penulis adalah : menjadi bagian dari Warga Kota Madiun. Sebuah Kota, yang terletak di barat Propinsi Jawa Timur, dengan besaran yang tidak terlalu luas, namun mempunyai fasilitas cukup lengkap, dan mobilitas dekat ke mana - mana.  

 

Dalam Perjalanan selama 14 Tahun, ketika Saya pertama kali untuk memilih menetap di Kota Ini, Madiun mengalami perkembangan yang cukup luar biasa. Dari semula hanya berstatus sebagai Kota Transit bagi Para Sales maupun Distributor Produk, kini telah berubah menjadi Kota dengan Tujuan (Destinasi) Wisata, dan Basis Investasi Terbaik di Provinsi Jawa Timur Bagian Barat. Rasanya kurang lengkap jika berkunjung ke Solo - Yogyakarta - Semarang maupun sebaliknya Surabaya - Malang melalui Akses Tol Trans Jawa, tidak mampir ke Madiun. Terlebih Kota ini juga terkenal dengan Gudangnya Kuliner Nikmat dan Murah. Sebut saja Pecel yang terkenal otentik itu. Di mana lewat Jalan Cokroaminoto sebagai Pusat (Sentra) Kuliner Pecel, Para Pengunjung dapat menikmati rasa pecel yang ditawarkan dari Sejumlah Tempat Kuliner Pecel Legendaris. Belum lagi Beberapa Resto Tempoe Doeloe Nan Legend, seperti : Dawet Suronatan, Pecel Yu Gembrot, Pecel Pojok, Pecel Bu Wirkabul, Soto Kondang, Soto Bu Kanthi Pasar Kawak, hingga Soto Brobos Pasar Sleko & Nasi Liwet Mb Ninik turut menjadi bagian Sejarah bahwa Madiun memang terkenal akan cita rasa kulinernya yang otentik itu. Beberapa Kafe, dan Resto dengan Nuansa (Atmosphere) Kekinian, dan Vibes yang mendukung Gaya Hidup Kaum Urban juga menjadi Bukti bahwa Kota Ini tak main - main dalam mengelolah Cita Rasa Masakannya yang berbalut dengan Hal” Hype Kekinian … 



Semenjak dibangunnya Pahlawan Street Centre (PSC) dengan Pedestrian Terbaiknya, yang menular hingga ke Beberapa Ruas Jalan di Pusat Kota (Down Town) Madiun, ternyata cukup mendatangkan minat Para Wisatawan baik di sekitar Propinsi Jawa Timur maupun Luar Propinsi. Tak heran Plat Kendaraan bernomor N, L, AB, AD, AG, B, D, E, H hingga Plat dari Luar Jawa seperti BG, KT, dan DK menjadi Pemandangan Biasa yang Kami temui ketika Akhir Pekan (WeekEnd), hingga Puncak Musim Liburan (Peak Season) di Libur Sekolah, Hari Raya Idul Fitri - Natal & Tahun Baru. Bahkan ketika terdapat Tanggal Merah yang cukup banyak dengan adanya Hari Kejepit Nasional (he .. he .. he … ), Puluhan Kendaraan Wisata cukup memadati Beberapa Kantong Parkir terutama di Pahlawan Business Centre, Parking Area Jalan Jawa, hingga Parkir Belakang PSC - Jl. Perintis Kemerdekaan.

 




Ini yang menyebabkan Ekonomi di Kota Madiun masih terus berputar, yang juga menambah Pendapatan Asli Daerah bagi Kota Madiun sendiri. Terlebih Iklim Investasi terus tumbuh di tengah Krisis Ekonomi. Bahkan Target Pertumbuhannya jauh melebih Provinsi Jawa Timur dan Nasional yang mencapai 5,87% dengan Pencapaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 3.2 Triliun pada Triwulan 1 Tahun 2025. Efek Dominonya Hotel Baru kian tumbuh, Rumah Sakit Baru banyak didirikan, banyaknya Resto, Kafe menjadi geliat pelengkap bahwa berinvestasi di Kota ini tak ada ruginya. Bahkan Beberapa Resto ada yang pemasukannya lebih dari 2.5 Miliar Per Bulan. Dengan Segala Trend Pertumbuhan Positive itu menyebabkan Harga Tanah di Kota Madiun cukup mahal. Di mana ada yang mencapai Rp. 5.000.000,- - Rp. 10.000.000,-  / meternya pada Lokasi Tertentu.

 

Selain Fasilitas yang cukup lengkap, Infrastruktur - Sarana Prasarana, yang memadai, Tata Kota yang Kece, ternyata Kota ini juga cukup baik dalam mengelolah Pemerintahannya, sehingga menciptakan Good Governance dalam Sistem Tata Kelola Pemerintahan yang baik. Predikat Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah diraih oleh Pemko Madiun selama delapan kali berturut - turut, dan menjadi yang pertama di Indonesia. Inilah bukti bahwa Pemerintah Kota tak main - main dalam menciptakan Sistem Tata Kelola Pemerintahan yang baik, dan berIntegritas. Hal ini juga menjadi semacam Kepercayaan (Trust) bagi Para Pengusaha (Pemilik Modal) dalam menanamkan Investasinya di Kota Ini. Di mana Pemerintah Kota sengaja mempermudah kran investasi itu dengan tidak mempersulit aturan perizinan bagi Para Pengusaha yang sengaja menanamkan modal atau uangnya di Kota Pendekar.


Puluhan Bule Australia di Kota Madiun !
Via : https://madiuntoday.id


Meski berstatus sebagai Kota di Lapis Kedua (Second Layer), ternyata Kota Madiun dinilai cukup kuat (settle) dalam menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Bahkan jauh sebelum ketika Pandemi Corona (Covid - 19) terjadi, Pemerintah Kota sengaja menyiapkan segala infrastruktur dengan membangun Pedestrian, dan Kawasan PSC sebagai Daya Tariknya. Sebuah Ide dan Kreativitas, yang tidak main - main, dan menjadi Daya Tarik Tersendiri bagi Pengunjung untuk datang ke Kota Madiun.

 

Layaknya Singapore dalam Versi Sachet, Kota Madiun yang tidak mempunyai Potensi Alam, namun kaya akan Sebuah Ide - Kreativitas, dan Sumber Daya Manusianya, menjadi Rujukan dan Percontohan bagi Para Pemimpin Luar Daerah untuk membangun seperti apa Sebuah Kota yang baik bagi Daerahnya. Tak jarang Beberapa Menteri, hingga Perwakilan (Delegasi) dari Negara Asing seperti Australia, India, Bangladesh, hingga Kenya singgah dan melakukan study banding ke Kota Madiun. Meski sekali lagi, Kota Ini hanya berpredikat sebagai Second City (Kota Kedua) di Barat Provinsi Jawa Timur. Rasanya Tagline “Madiun Semakin Mendunia” tak main - main digagas oleh Pemerintah Kota, dan terbukti : Beberapa Kawasan Baru yang mengambil Tujuh Keajaiban Negara Dunia, seperti : Tembok China - Masjid Apung di Bantaran Kali Madiun, Piramida Buah di TPA Winongo, Kebun Bunga di Ngrowo Bening, hingga Kampung Jepang di Banjarejo terus digenjot pembangunannya, dan tanpa melupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan UMKM yang terlebih dahulu ada, seperti : RTH Demangan, Lapangan Gulun, Taman Obor, Taman Hutan Kota, hingga Bumi Semendung.


Pasar Besar Madiun (PBM) sepi !
Via : https://radarmadiun.jawapos.com
 

Kita tak dapat memungkiri Krisis Ekonomi yang terjadi di Indonesia juga berdampak bagi Kota Madiun. Saat Saya mendatangi Beberapa Pasar Tradisional, terlihat lebih sedikit Para Pedagang yang membuka lapak dan kiosnya. Hal ini juga menjadi Penanda bahwa Daya Beli Masyarakat memang turun dan lesunya transaksi jual beli di Tempat yang menjadi Salah Satu Penopang Ekonomi Rakyat itu. Walau diakui di Tempat lain, Investasi dengan Para Pemodal Kapitalis yang cukup besar, terus tumbuh di Kota Madiun. Inilah yang menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi Pemerintah Kota untuk menyeimbangkan antara Tempat bagi Para Pemodal Besar dan Warga Kebanyakan yang membutuhkan Pasar Tradisional sebagai tempat transakasi jual beli. Di mana Masyarakat yang membutuhkan Hal tersebut tetap ada, dan dapat berkelanjutan.


Semoga dengan Pertumbuhan Ekonomi, Iklim Investasi, dan Sistem Tata Keloa Pemerintahan yang baik, Pemerintah Kota dapat mengelolah Keuangan, dan Pendapatan Daerahnya secara lebih bermanfaat. Di mana akhirnya, Kebijakan yang tidak Pro Rakyat seperti menaikan Tarif PBB yang terjadi di Berbagai Daerah Indonesia, tidak terjadi pada Kota Madiun. 


Besar Harapan Saya bahwa Kota Madiun akan tetap kuat menghadapi tantangan Ekonomi yang semakin kompleks ke depannya. 

Bismillah, Kota Madiun pasti bisa !!!

- Penulis

 

Berikut Kami Hadirkan

Tak Berdampak
Pada Efisiensi Anggaran
Ini Penyebab Tarif
PBB Kota Madiun Tetap !


1. Sistem Tata Kelola

Pemerintahan Yang Baik

(Good Governance) 



Sistem Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) menjadi Point Utama mengapa Kota Madiun tak terlalu berdampak kepada Efisiensi Anggaran yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan berakibat langsung kepada Masyarakat dengan tidak naiknya berbagai macam pajak termasuk Tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang tetap.       

 

Pemerintah Kota Madiun melalui Walikota Petahana H. Maidi dan Wakilnya F. Bagus Panuntun cukup berkomitmen untuk mewujudkan Pemerintah Kota Madiun yang bersih dan berintegritas. Hal ini diwujudkan dengan adanya Pembangunan Kota Madiun, yang cukup dibilang luar biasa sejak Kepemimpinannya di Periode yang lalu. 


Semua dimulai dari Pemimpinnya. Di mana Pemerintah adalah Pelayan bagi Rakyat, dan segalanya harus kembali ke Rakyat. Jika didapati ada Pejabat yang tidak menunjukan kinerja baik untuk kepentingan Masyarakat dan Kota Madiun itu sendiri, maka tak segan dilakukan mutasi. 


Masyarakat Kota Madiun harus sejahtera, dan mampu meningkatkan standar kehidupannya. Maka tidak heran jika Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Madiun pada tahun 2024 adalah 84,51 dan berada pada kategori "sangat tinggi" di Peringkat Ketiga Provinsi Jawa Timur sesudah Kota Surabaya, dan Malang. 


Saat Kamu berada di Kota Madiun akan menemukan berbagai Tempat Lapak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tersebar di hampir setiap Kelurahan. Pemerintah sengaja membuka lapak - lapak itu demi menumbuhkan semangat kewirausahaan. Belum lagi dengan banyaknya Pengunjung yang datang ke Kota ini, Pemerintah Kota juga merekrut Banyak Tenaga khususnya di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk menjaga Wilayah di sekitar PSC bersama dengan Polisi Wisata hingga Petugas Kebersihan “Pasukan Oranye” Pembersih Sampah. Mereka dibekali pelatihan, dan seragam yang cukup menunjukan kesan humanis sesuai dengan Branding “Kota Madiun semakin Mendunia !”


Kawasan Pro Liman - Jalan Diponegoro Kota Madiun


Pemerintahnya tak main - main dalam membangun Tatanan Kotanya agar Madiun  terlihat bersih, rapih sekaligus Nyaman dan Damai. Jadi Para Pengunjung, yang notabenenya Orang dari Luar Madiun dapat menikmati Kota Ini baik dari Kulinernya maupun Suasana (Atmosphere) nya.


Jalan - jalan dibuat semenarik (catchy) mungkin dengan pedestrian yang nyaman bagi Para Pemakai Jalan termasuk Para Disabilitas. Pedestrian yang ramah bagi Para Disabilitas merupakan syarat mutlak di hampir Ruas Jalan Kota Madiun khususnya yang berada di Pusat Kota (Downtown). Lampu - lampu dengan kursi Santai merupakan syarat lengkap bagi Pedestrian di Kota Ini. Harapannya Para Lansia atau Pensiunan sesekali dapat melepas penat dengan berjalan di Pedestrian dan duduk nyaman saat Mereka lelah serta membutuhkannya. Konsep Ramah bagi Para Pejalan Kaki cukup dibuktikan dengan adanya Pedestrian yang baik. Tentunya itu membutuhkan dana yang tidak murah, namun Pemerintah Kota berhasil mewujudkannya meski tahap demi tahap.

 

Bayangkan jika Pemerintahnya tidak berkomitmen untuk mewujudkan Infrastruktur yang baik bagi Daerahnya. Mungkin sampai sekarang Orang dari Luar Daerah akan malas datang ke Kota Madiun, meski ada Akses Tol Trans Jawa yang mempermudah untuk singgah di Kota Ini atau hingga kini Kota Madiun hanya dipandang sebelah mata sebagai Kota Transit bagi Para Sales Marketing atau Distributor Produk yang singgah sementara di Madiun dan bukan sebagai Kota Tujuan (Destinasi) Wisata.

 

Hal ini banyak terjadi di Berbagai Daerah Indonesia, yang mana Banyak Kepala Daerah tidak dapat mengelolah Aset Keuangannya, hanya mengandalkan Anggaran dari Pemerintah Pusat, tanpa Sebuah Ide (Gagasan), Kreativitas, dan Inovasi mau diapakan Daerahnya, parahnya lagi Mereka melakukan Korupsi besar”an baik dilakukan oleh Kepala Daerah hingga ke Anak Buahnya secara Massive, dan Sistematis. Hingga akhirnya Rakyat juga yang terbebani dengan adanya Pajak yang tinggi akibat dari Efisiensi Anggaran oleh Pemerintah Pusat.


Hotel Mercure Agus Salim - Kota Madiun
Via :  https://radarmadiun.jawapos.com


Itulah sebabnya, Kota Ini telah memulai Pembangunan itu jauh sebelum adanya Krisis Ekonomi yang berakibat kepada Efisiensi Anggaran. Dengan bermodal kepada Sistem Tata Kelola Pemerintahan yang baik untuk Pembangunan Kota Madiun yang secara langsung berdampak kepada Masyarakat, lambat laun juga berakibat kepada Banyaknya Orang yang lalu Lalang datang baik sekedar menikmati Indahnya Kota Madiun dengan berbagai spot yang ada, incip kuliner, hingga menginap dan membelanjakan uangnya di Kota Ini.

 

Inilah yang menyebabkan Iklim Investasi Kota Madiun terus tumbuh melebih Propinsi Jawa Timur dan Nasional itu sendiri. Sekitar 5,87% dengan Pencapaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 3.2 Triliun pada Triwulan 1 Tahun 2025. Para Investor yakin bahwa Perputaran Uang di Kota Madiun cukup besar ditambah adanya Kepercayaan (Trust) kepada Pemerintah yang membuka Kran Investasi seluasnya dengan mempermudah perizinan bagi Mereka (Para Pemilik Modal) yang menanamkan modalnya di Kota Ini. Dengan Nilai Investasi, dan Pertumbuhan Ekonomi yang cukup besar itu, Pemerintah Kota tidak lagi bergantung sepenuhnya kepada Anggaran Pemerintah Pusat. Karena Kota Madiun sudah dapat mengolah Aset Keuangan secara mandiri, dan bertanggung jawab.

 

Wajar jika Kota Ini meraih berbagai Penghargaan baik yang diberikan kepada Pemerintah Kota maupun Kepala Daerah.


2. Madiun Tumbuh 

Sebagai Kota Berkelanjutan

Liberty Madiun At PSC

 

Layaknya Singapore dalam Versi Sachet, Kota Madiun yang tidak begitu luas, dan minim akan Potensi Sumber Daya Alam, harus menciptakan Sebuah Ide, dan Kreatvitas tersendiri bagi Kotanya agar dapat dilihat oleh Orang. 


Kota yang terletak di Barat Provinsi Jawa Timur dahulu memang dipandang sebelah mata. Terlebih Wilayahnya yang tidak termasuk ke dalam Daerah Aglomerasi Gerbangkertosusila yang tergabung dalam Kawasan Metropolitan Surabaya harus dapat tumbuh sendiri menjadi Kota yang didatangi Orang. Untungnya Kota ini menjadi Pusat (Hub) bagi Kawasan Madiun Raya “Pawitandirogo”, yang meliputi Wilayah Kabupaten Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan serta Kota Madiun. Walaupun sekali lagi, Kota Madiun tidak dapat dibandingkan besarannya dengan Daerah Aglomerasi Surabaya Raya, yang memang berstatus sebagai Ibu Kota Provinsi.

 




Untuk itulah Pemerintah Kota sengaja melakukan Revitalisasi Besar” an pada Kotanya agar Madiun dapat semenarik (Catchy) mungkin dilihat oleh Orang Banyak. Pembangunan yang dimulai dari Jalan Pahlawan dengan Pusatnya di Kawasan Pahlawan Street Centre (PSC) cukup dinilai baik, dan memperhatikan keseimbangan ekosistem dan lingkungan dengan Pembangunan yang berkelanjutan (Sustainability Development). Jika melihat Kota Madiun saat ini nampak sangat bersih, dan ini hampir di seluruh Wilayah Kota Madiun itu sendiri. Bukan hanya di Pusat Kota (Down Town)nya, namun menular ke Lingkungan Perumahan dan Perkampungan di Kota Madiun.


Kesadaran (Awareness) yang terbentuk untuk menjaga Lingkungan Kota Madiun agar terlihat bersih, rapih dan nyaman bukan hanya dilakukan oleh Pemerintah Kota, namun sampai ke Masyarakatnya. Mereka sadar bahwa Kota Ini menjadi Daerah Tujuan (Destinasi) Wisata saat ini, jadi harus dijaga kebersihannya. Rasa untuk memiliki “Sense Of Belonging” dengan sendirinya tumbuh dari Masyarakat, yang mengharapkan Kota Ini menjadi lebih baik.  

 


Jika melihat Kota Madiun saat ini banyak ditumbuhi Pohon - Pohon yang mempunyai nilai manfaat tinggi, seperti : Pule, Bougenville, Tabebuya, dan Anggrek yang sengaja ditanam. Pemerintah Kota menanam ratusan pohon, dan bunga itu, di mana bunganya yang dihinggapi lebah dapat mempunyai Nilai Ekonomis bagi Budidaya Madu. UMKM yang bergerak di bidang madu didukung oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kota Madiun, salah satunya adalah UMKM Madu Yasa 22, serta melalui program Pemerintah Daerah yang menggalakkan budidaya lebah madu khususnya klanceng untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Budidaya lebah madu klanceng terbukti potensial untuk masyarakat Kota Madiun, yang sering diawali dengan pelatihan dan pembagian bibit lebah.

 

Di Tempat lainnya Pemerintah Kota merevitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah - Winongo, yang dapat menunjang Nilai Ekonomis dan Pariwisata. Gundukan sampah yang membukit dan berbentuk Piramida itu sengaja ditanami Tanaman yang produktif dan bermanfaat, terutama Buah. Sedangkan Sampah (Limbah)nya didaur ulang menjadi Paving Block, yang mempunyai Nilai Ekonomi. Di mana Pemerintah Kota mendatangkan Alat Pengolahan Limbah itu dari Pabrik Incinerator di Kabupaten Bandung. Harapannya di Tahun Mendatang, Kota Madiun menjadi Kota yang Bebas Sampah #ZeroWaste, yang dapat didaur ulang (recycle) menjadi Bahan” yang berguna, dan bernilai ekonomi tinggi.

 

Maka wajar jika dalam Pencapaian Tersebut, Kota Madiun masuk masuk dalam Buletin World Health Organization (WHO) South East Asia Region (Searo) menuju Kota Sehat, bersama 25 Kota Lainnya di Dunia. Sebuah Pembuktian bagi Tagline “Madiun Semakin Mendunia” !


Pelatihan Kewirausahaan bersama AyoStart

 

Pembangunan Berkelanjutan bukan hanya meliputi Pembangunan Infrastruktur, dan Fasilitas Perkotaan yang lebih baik dengan memperhatikan Keberlangsungan Ekosistem yang ada, namun juga Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)nya. Pembangunan SDM menjadi prioritas bagi Pemerintah Kota dengan membuka Pelatihan dan berkerjasama dengan Berbagai Lembaga yang membuka Pelatihan Kewirausahaan (Entrepreneurship).

 

Harapannya dengan Banyaknya Orang yang lalu lalang datang, menikmati kuliner, hingga menghabiskan uangnya untuk berbelanja, UMKM di Kota Madiun terus tumbuh. Lapak - Lapak sengaja difasilitasi, dan disediakan hingga ke Pelosok Kelurahan. Biasanya dalam 1 Kelurahan terdapat Lapak yang bersebelahan dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Memang diakui tidak selamanya berjalan, dan ada yang mati suri, namun minimal Kesadaran untuk menumbuhkan semangat Kewirausahaan dengan adanya Lapak UMKM tersebut menjadi Penyemangat bagi Masyarakat agar dapat memperbaiki Kehidupan Ekonominya. “Tak ada yang sia - sia, selama Manusia itu berusaha dengan sungguh, "Man jadda wajada" !”


Samudra Supermarket At Sun City Mall Madiun

 

Dari Banyaknya Orang yang datang ke Kota Madiun, maka Perputaran Ekonomi itu terjadi ! Tak heran dengan adanya Pembangunan Kota Madiun yang berkelanjutan (sustain) Para Investor menjadi tertarik untuk menanamkan modalnya di Kota Madiun. Entah itu dalam bentuk Hotel, Rumah Sakit, Gerai Outlet di Berbagai Pusat Perbelanjaan (Mall), hingga Resto maupun Kafe Hype. 


Madiun benar - benar menjadi Basis dan Tujuan Investasi terutama di Barat Provinsi Jawa Timur. Di mana Nilai Pertumbuhan Ekonominya melebih Provinsi Jawa Timur, dan Nasional itu sendiri. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Madiun meningkat. 


Inilah sebabnya Kota Madiun tidak terlalu berdampak pada Efisiensi Anggaran yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, yang mana salah satu indikatornya tarif PBB Kota Madiun tetap, dan mengalami penurunan sejak tahun 2024. 


Ketika Berbagai Pemerintah Daerah di Indonesia menaikan tarif PBB, dan Pajak Lainnya untuk Pendapatan Asli Daerah, namun tidak dengan Kota Madiun. Lewat Investasi yang cukup besar, ditambah dengan Banyaknya Orang yang datang ke Kota Madiun cukup berakibat pada Perputaran Ekonomi yang tinggi dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dan Semuanya itu tidak lepas dari Peran Pemerintah Kota (Pemko) dalam upaya melakukan Pembangunan Berkelanjutan (Suistainable Development) dengan memperhatikan Ekosistem, Lingkungan serta Sumber Daya Manusia.  

 

3. Penerapan

Subsidi Silang



Krisis Ekonomi yang terjadi di Indonesia sedikit banyaknya juga berpengaruh kepada Kota Madiun. Jika Kami amati Banyak Kios - Kios  di Pasar Tradisional yang tutup dan akhirnya mati suri “Hidup segan Mati tak mau !”. Daya Beli Masyarakat yang menurun ini terjadi ketika Pandemi Corona (Covid - 19) melanda Indonesia. Hingga kini trend negatif itu semakin nampak dengan Banyaknya Pedagang yang menutup Kiosnya di Berbagai Pasar Tradisonal meski sekali lagi Banyak diantaranya yang mengalami revitalisasi seperti Pasar Kawak Madiun


Padahal Kita sama - sama tahu bahwa Pasar Tradisional merupakan kekuatan pertama dalam menopang Ekonomi Rakyat. Jika Kios Pasar Tradisional itu semakin banyak yang tutup bisa saja Golongan Masyarakat Kelas Menengah Bawah di Kota Madiun memang sedang tidak baik - baik saja. Dampaknya Banyak Kios - Kios di sejumlah Pasar Tradisional di Kota Madiun, seperti : Pasar Besar, Kawak (Old Market), Sleko, Njoyo, hingga Kojo tutup.

Madiun Salah Satu Kota Paling Maju di Pulau Jawa !
Via : https://goodstats.id


Memang berdasarkan  Berdasarkan hasil survei ekonomi nasional (Susenas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) setempat tercatat ada 7.840 penduduk hidup di bawah garis kemiskinan pada 2024, dan terjadi penurunan jika dibandingkan jumlah penduduk miskin pada 2023 lalu yang tercatat sebanyak 8.460 jiwa, akan tetapi dengan meningkatnya sejumlah Bahan Kebutuhan Pokok akibat adanya inflasi, dan Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara Massive dari Warga yang bekerja di Luar Kota Madiun, tak menutup kemungkinan, jika Angka Kemiskinan di Kota Madiun akan meningkat di Tahun 2025. Walaupun pada kenyataannya sesuai data PPID Kota Madiun, Angka Kemiskinan Ekstrem di Kota Madiun turun menjadi 0,30% pada 2022, yang menjadikannya salah satu yang terendah di Jawa Timur atau dapat dikatakan Kota Ini bebas dari Angka Kemiskinan Ekstrem. 


Pencapaian Hal Lain bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Madiun pada tahun 2024 adalah 84,51, yang merupakan peningkatan dari tahun 2023 (83,71) masuk dalam kategori "sangat tinggi", bahkan mempertahankan posisi ketiga tertinggi di Jawa Timur setelah Kota Surabaya, dan Malang. Peningkatan ini didorong oleh perbaikan di ketiga dimensi dasar IPM, yaitu umur panjang dan hidup sehat (Usia Harapan Hidup), pengetahuan (Rata-rata dan Harapan Lama Sekolah), serta standar hidup layak (pengeluaran riil per kapita). Madiun juga masuk ke dalam 10 Besar Kota Paling Maju di Pulau Jawa.


Namun apakah Semua Data itu sepenuhnya dapat mendukung ? Jika pada kenyataannya Pasar Tradisional yang merupakan Kekuatan Pertama pada Ekonomi Rakyat, transaksi jual belinya lesuh, daya beli Masyarakatnya lemah, serta ditandai dengan tutupnya Kios - Kios di Pasar Tradisional itu …


Via : https://www.economicshelp.org

 

Hal inilah yang membuat Pemerintah Kota mengambil sejumlah Kebijakan yang cukup Pro Rakyat salah satunya dengan melakukan subsidi silang. Dari adanya sejumlah investasi yang masuk, Pendapatannya dipergunakan untuk membiayai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sehingga menghapus naiknya tarif PBB di Kota Madiun. Terlebih Beberapa Kafe/ Resto yang banyak menjamur di Kota Madiun, ada yang Omzetnya lebih dari 2.5 Miliar per Bulan, dan ini juga untuk membiayai Tarif PBB yang tetap di Kota Madiun.

 

Ya !

 

Di Situasi Ekonomi yang sulit ini, Pemerintah Kota Madiun memang lebih peka ke Warganya, karena suka atau tidak, Krisis Ekonomi ini pasti berdampak pada warga “Ada semacam Jiwa Empati dan Sense Of Crisis oleh Pemerintah Kota Madiun kepada Warganya” Ketika Efisiensi Anggaran oleh Pemerintah Pusat dilakukan, namun Pemerintah tidak menaikan Tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan tetap memilih untuk melakukan subsidi silang dari banyaknya investasi yang masuk di Kota Madiun melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD).

 

Ruang - Ruang UMKM tetap dihidupkan karena bagaimanapun ini juga Salah Satu Elemen Kekuatan Ekonomi Rakyat yang menopang Pertumbuhan Ekonomi Kota Madiun. Terlebih Banyaknya Orang yang datang ke Kota ini pasti belanja dan menghabiskan uangnya untuk sekedar incip kuliner, dan Kami pikir Pemerintah Kota sudah menyiapkan Hal itu dari jauh hari entah itu UMKM yang bergerak di bidang Kuliner hingga Hasil Kerajinan Khas Madiun. 


Pelatihan bagi Masyarakat terus digalahkan, di mana Pemerintah Kota Madiun berkerjasama dengan Lembaga yang mengembangkan Semangat Kewirausahaan (Entrepreneurship) yang berdaya guna, dan siap untuk menghadapi Tantangan Ekonomi yang begitu kompleks.

  

Kita tidak boleh hanya mengandalkan Investasi yang banyak masuk ke Kota Ini, namun juga menghidupkan kembali pasar - pasar tradisional yang mati suri hingga meningkatkan kualitas dan nilai dari UMKM, karena bagaimanapun ini merupakan Kekuatan Ekonomi Pertama bagi Rakyat, dan seharusnya memang menjadi Garda Terdepan bagi Ekonomi di Kota Madiun. 


Inilah yang menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi Pemerintah Kota bagaimana cara untuk mensinergikan diantara Investasi yang banyak masuk di Kota ini dengan menghidupkan kembali Pasar Tradisional yang mati suri, dan peningkatan kualitas UMKM di Kota Madiun.

 

4. Efisiensi Anggaran

Pemerintah Kota Madiun

Dilakukan secara terukur


Via : https://pelitajabar.com

Pemerintah Kota Madiun menerapkan Efisiensi Anggaran dengan secara terukur. Selama itu mendukung perputaran ekonomi bagi Daerah tetap dilakukan.

 

Kita sama - sama tahu bahwa Industri Pariwisata dan Perhotelan cukup terdampak dari adanya Pemberlakuan Efisiensi Anggaran ini baik dilakukan oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah. Rapat - Rapat, Seminar, maupun Pelatihan (Workshop) yang biasanya diadakan di Hotel oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi sangat terbatas akibat adanya Efisiensi Anggaran oleh Pemerintah Daerah, dan ini berdampak pada pendapatan hotel di Kota Madiun yang menurun drastis hingga hanya 30 - 40 persen. Efek dominonya rawan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Massal.

  

Untuk itulah demi menjaga kestabilan perputaran ekonomi Kota Madiun, Pemerintah Kota tetap mengizinkan bagi Para Aparatur Sipil Negara untuk mengadakan Rapat, Seminar maupun Pelatihan (Workshop) di Berbagai Hotel maupun Resto di Kota Madiun, namun secara terukur dalam arti hanya dipergunakan untuk pembiayaan Rapat, Seminar maupun Pelatihan (Workshop). Hal ini juga bukan hanya dilakukan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menyumbang pendapatan terbesar bagi Banyak Hotel di Kota Pendekar ini, namun ketika Institusi Pendidikan (Sekolah maupun Kampus) menggunakan Hotel untuk keperluan Wisuda maupun perpisahan tetap diperbolehkan, asal tidak memberatkan Orangtua Murid dan tetap terukur.

 

Kebijakan Efisiensi Anggaran yang dilakukan secara terukur ini, juga menjadi Salah Satu Penyebab mengapa Banyak Hotel maupun Resto Kota Madiun tetap bertahan di tengah Krisis Ekonomi yang melanda Indonesia. Perputaran Ekonomi yang tinggi inilah yang pada akhirnya juga menambah Pendapatan Asli Daerah bagi Kota Madiun, dan dampaknya Pemerintah Kota tidak perlu lagi pusing dalam mencari Post Keuangannya untuk membiayai belanja kebutuhan operasional, gaji para Pegawai, hingga dapat merevitalisasi, dan mewujudkan sejumlah Pembangunan tanpa harus menaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Masyarakat.  

 

5. Peran Media Sosial

Dan Komunikasi Baik

Oleh Pemerintah 


Via : https://www.gramedia.com


Peran Media Sosial, dan Komunikasi Yang Baik oleh Pemerintah juga menjadi Penyebab mengapa Kota Ini terus tumbuh di Tengah Krisis Ekonomi.        

 

Sebagai Kota Kecil di Lapis Kedua (Second Layer) dan terletak hampir di Ujung Barat Provinsi Jawa Timur, nyatanya Kota ini cukup didatangi oleh Para Pelancong dari Luar Kota Madiun. Madiun yang dahulu hanya sebagai Kota Transit kini tumbuh sebagai Kota Tujuan (Destinasi) Wisata, yang mana Orang tertarik untuk menelusuri (mengeksplorasi) lebih dalam, dan membelanjakan lebih banyak uangnya di Kota Ini. Efek itulah yang menyebabkan Perputaran dan Pertumbuhan Ekonomi di Kota Madiun terus meningkat ditambah dengan Banyaknya Para Pemilik Modal yang menanamkan investasinya di Kota Madiun.


Via : https://madiuntoday.id

 

Semua itu juga tak lepas dari peran sosial media, dan komunikasi yang baik oleh Pemerintah hingga akhirnya Masyarakat, yang notabenenya Netizen “Warga Net” ramai - ramai memposting Hal” yang baik tentang Kota Ini. 


Julukan Malioboro From East Java untuk Pedestrian Terbaik yang berada di Sepanjang Jalan Pahlawan Kota Madiun dengan PSC sebagai Pusat (Sentra) Titik Kumpul menjadi pertanda bahwa Kekaguman Masyarakat baik dari Kota maupun Luar Kota Madiun akan hasil pembangunan diaktualisasikan dalam bentuk postingan positif di Media Sosial.

 

Pemerintah Kota juga melakukan branding Bagi Penamanaan Kota Madiun. Mulai dari Kota Pendekar, Sejuta Bunga, Bluder, Brem, Kuliner, Pecel Land, Madiun Semakin Mendunia hingga Tagline “Gadis” Perdagangan, Pendidikan, dan Industri.



Selain itu, Komunikasi yang baik oleh Pemerintah dengan melibatkan Para Pemangku Kepentingan “Stakeholder” baik oleh Pemerintah itu sendiri melalui Satuan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga Para Pelaku Usaha juga dilakukan. Para Pelaku Usaha diikutsertakan dalam Kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility), ikut peduli dan bertanggungjawab terhadap Pembangunan Kota Madiun yang berkelanjutan bagi Masyarakat.

 

Lewat Komunikasi yang baik inilah segala Kebijakan dibahas antara Pemerintah Kota Madiun sebagai Eksekutif dan DPRD Kota Madiun sebagai Legislatif dengan memperhatikan kepentingan Masyarakat. Jadi jika ada Kebijakan yang mungkin tidak populis, Masyarakat dapat menerimanya asalkan Kebijakan itu mampu dipertanggungjawabkan.

 

Pemerintah Kota Madiun harus menjadi “PR” bagi Masyarakatnya. Menjadi jembatan antara pemerintah dan publik, yang bertujuan untuk membangun kepercayaan, menyebarkan informasi akurat, dan menyerap aspirasi masyarakat agar tercipta keselarasan antara tujuan pemerintah dan kepentingan publik (Masyarakat) serta terdapatnya sinergitas antara Pemerintah Kota dan anggota Forkompida Lainnya baik itu Pemerintah Kota Madiun, DPRD Kota Madiun, Polres Madiun Kota, Korem 081/ Dhirotsaha Jaya, Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri, hingga Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil I) di bawah Provinsi Jawa Timur. Dengan adanya Komunikasi yang baik diantara Elemen - Elemen yang ada diharapkan dapat terwujud suasana Kota Madiun yang nyaman dan damai.


Dengan sendirinya Kepercayaan (Trust), Para Investor maupun Para Pelancong yang datang ke Kota Madiun sebagai “Kota Nyaman dan Damai” dapat terpenuhi. Dan lagi - lagi inilah yang menyebabkan Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi di Kota Madiun terus meningkat, dan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sehingga Pemerintah Kota Madiun tak perlu pusing untuk mencari post anggaran untuk keperluan operasional dan pembangunannya dengan menaikan Pajak terutama Tarif PBB yang membebani Masyarakat.



Walaupun jujur diakui di Masa Ekonomi yang sulit ini, Masyarakat mudah untuk terprovokasi. Kejadian Demo di DPRD Kota Madiun yang diikuti Aksi Anarki merusak Fasilitas Umum, dan Penjarahan beberapa waktu lalu, memang sangat disayangkan. 


Sinergitas dan Kerjasama diantara Pemerintah Kota, anggota Forkompida, Ormas, hingga Para Tokoh Masyarakat harus lebih ditingkatkan. Masyarakat jangan mudah untuk terprovokasi, karena seperti Kita ketahui banyak demo yang terjadi di Berbagai Daerah Indonesia terkesan sistematis, dan terencana (by design). Sayang Kota yang sudah sebaik ini, dan sedang tahap membangun, harus dirusak. 


Jika ingin menyampaikan Aspirasi lakukanlah secara bijak. Saya Percaya Warga Kota Madiun akan cinta damai, mengingat Kota Madiun adalah Kota Kita Bersama ! Sayang jika harus dirusak. Terlebih Fasilitas itu dibangun dari Hasil Pajak Kita !


Via : https://www.instagram.com/jatimpemprov


Ayo Jaga Kota Ini,

Ayo Ciptakan Kota Madiun yang Nyaman & Damai !  

Semoga Kota Madiun menjadi Lebih Baik Lagi di Masa Mendatang

 “Bismillah !



Source :

*https://jatim.antaranews.com/berita/892833/pertumbuhan-ekonomi-kota-madiun-pada-2024-di-atas-nasional#:~:text=Sama%20dengan%20sektor%20informasi%20dan,Kota%20Madiun%2C%22%20kata%20dia.&text=Dilarang%20keras%20mengambil%20konten%2C%20melakukan,tertulis%20dari%20Kantor%20Berita%20ANTARA.

*https://madiuntoday.id/berita/2023/11/03/angka-kemiskinan-terus-turun-kota-madiun-urutan-keempat-terendah-se-jatim#:~:text=Dari%20survei%20tersebut%2C%20diketahui%20bahwa,persen.%20Atau%2C%20sangat%20kecil.

*https://madiuntoday.id/berita/2024/12/03/ipm-kota-madiun-terus-meningkat-capai-8451-di-2024#:~:text=MADIUN%20%E2%80%93%20Indeks%20Pembangunan%20Manusia%20(IPM,2023%20yaitu%20Rp%2017.115.000.

*https://madiuntoday.id/berita/2025/08/01/kejar-target-25-kota-sehat-dunia-pemkot-madiun-buktikan-aksi-nyata#:~:text=Wali%20Kota%20Madiun%20Dr.%20Maidi,sehat%20dunia%2C''%20pungkasnya.


Lokasi :


 ARTIKEL

++Lihat Lebih Lengkap>>

 ARTIKEL

 KULINER

++Lihat Lebih Lengkap>>


Kembali : ARTIKEL

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Accept !