KETERANGAN
Dibandingkan dengan Wilayah Kabupaten/ Kota
Lainnya di Jawa Timur, Kota Madiun memang tidak mempunyai Sumber Daya Alam,
yang dapat dijadikan Potensi Wisata. Namun demikian bukan berarti Kota Ini,
tidak mempunyai Potensi Wisata Lainnya, yang dapat dikembangkan. Terutama
dengan hadirnya Masjid Kuno Taman, Kuncen, maupun Klenteng Hwie Ing Kiong, yang telah berumur ratusan tahun, dan menjadi Potensi Wisata Religi - Budaya di Kota Ini.
Semenjak Pandemi Corona (Covid - 19), yang
terjadi 3 Tahun Lalu, Pemerintah Kota berusaha mengembangkan Kota Madiun agar
layak dijual. Dimulai dengan hadirnya Pedestrian di Jalan Pahlawan, dan diikuti
dengan Pembangunan Wisata Buatan dalam Kota, yang mengambil Tema “Tujuh
Keajabaian Dunia” - Seven World Wonder, mulai dari Patung Merlion di Taman
Sumber Wangi, hingga Kabah, Menara Eiffel, Kampung Eropa, dan Rencana Jam Big
Ben, cukup mendatangkan minat Para Pelancong untuk datang ke Kota Ini. Mungkin
tadinya Pemerintah Kota bermaksud untuk memanjakan Warganya dengan hadirnya Berbagai
Tempat (Spot) Baru, maka diharapkan Warga tidak perlu untuk ke Luar Kota, dan
mobilisasi serta aktivitas perputaran uang tetap terjadi di dalam Kota Madiun.
Terlebih dapat meminimalisir Penularan Corona (Covid - 19) di Indonesia, ketika
itu yang terbilang cukup tinggi.
Namun Hal ini ternyata melebihi Ekspetasi
(Harapan). Nyatanya, Banyak Para Pelancong dari Luar Daerah, yang singgah di Kota Ini
hanya sekedar melihat Indahnya Pedestrian Jalan Pahlawan maupun Spot
Instagramble Lainnya di Kota Madiun. Mereka rela menghabiskan waktunya hanya
untuk berwisata, belanja, hingga kulineran di Kota Pecel ini. Kota Madiun yang
sedari dulu juga menjadi Pusat (Hub) bagi Wilayah Sekitar, seperti Kabupaten
Madiun, Nganjuk, Ponorogo, Pacitan, Magetan, dan Ngawi semakin ramai dengan
Para Pelancong dari Surabaya, Solo, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Bogor,
Jakarta, hingga Luar Pulau Jawa (Bali, Kalimantan Timur) di Tiap Akhir Pekan
(Weekend) maupun Musim Libur (Peak Season). Terlebih di Era Disruptive ini,
ditambah dengan hadirnya Tol Trans Jawa, memaksa Tiap Daerah mengembangkan
Potensi Wisatanya secara Lokal, dan tidak hanya terpusat pada Wilayah, yang
itu” saja. Di Era Kekinian, Kita tidak lagi berfokus pada Wilayah Yogyakarta,
Solo, maupun Semarang, yang menjadi Destinasi Wisata Favorit, namun Wilayah
Lainnya, seperti Kota Madiun, juga bisa menjadi Destinasi Wisata Alternatif,
yang cukup mumpuni, dan mempunyai Nilai Jual.
Madiun, yang dari sejak dahulu terkenal dengan
Kuliner Tradisional Otentiknya, yang melegenda seperti Pecel, dan Bluder, juga
membuat penasaran bagi Para Pelancong untuk menikmati enaknya berwisata
kuliner di Kota Ini, yang terkenal murah, namun nggak murahan. Ditambah lagi
Wajah Kota Madiun kini, cukup dipadati oleh Resto/ Kafe maupun Pusat (Sentra
Kuliner), yang berada di Sepanjang Jalan. Kota Kecil namun punya Tempat
Kuliner, yang Banyak … Itulah Madiun kini sebagai Kota Kuliner.
Ya ! Banyak diantara Pelancong ke Madiun
tujuannya adalah untuk kulineran. Ditambah dengan hadirnya Tol Trans Jawa makin
mempersingkat waktu Para Pelancong Luar Daerah untuk singgah di Kota Madiun hanya
sekedar makan Pecel. Bahkan ada Anggapan (Stigma) bagi Para Pelancong dari
Surabaya dengan Kehadiran Tol Trans Jawa, Para Pelancong jadi terbiasa Sarapan
Timlo di Solo, Makan Siang Pecel di Madiun, dan Kembali Makan Malam Rawon di
Surabaya.
Sejumlah Pedestrian selain Jalan Pahlawan juga
dibangun oleh Pemerintah Kota agar menimbulkan kesan nyaman bagi Para Pelancong
saat melihat keindahan Kota Madiun, meskipun hanya dengan berjalan kaki. Beberapa
Pedestrian itu juga dilengkapi dengan Bangku, Lampu Hias, dan Taman Cantik demi
memperindah Suasana Romantisme Tersendiri saat berjalan menyusuri Kota Madiun.
Sejumlah Ruang Terbuka Hijau dengan Lapak UMKM juga terus dibangun oleh Pemerintah Kota demi melengkapi Fasilitas Rekreasi, hingga mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah maupun Ekonomi Kreatif Lokal di Kota Madiun.
Selamat Mengeksplorasi
Kota Madiun !
WISATA
++Lihat Lebih Lengkap>>ARTIKEL
++Lihat Lebih Lengkap>>Kembali : Informasi